SUPERNOVA
BAGIAN KEDUA
SELINTAS KLASIFIKASI DAN SUPERNOVA TIPE I
Widya Sawitar
Hardly any other astrophysical event is as complex and physically diverse
as the death of massive stars in a gravitational collapse and subsequent supernova explosion.
All four known forces of nature are involved and play an important role in extreme regimes of conditions.
Relativistic plasma dynamics in a strong gravitational field sets the stage,
weak interactions govern the energy and lepton number loss of the system
via the transport of neutrinos from regions of very high opacities to the free-streaming regime,
electromagnetic and strong interactions determine the thermodynamic properties,
and nuclear and weak interactions change the composition of the stellar gas.
(Janka et al, 2007, p.38)
Catatan Istilah:
- SNIa : supernova tipe satu a
- WD : White Dwarf atau Katai Putih
- SD : single degenerate
- DD : double degenerate
- MAB : materi antar bintang
- CSM : circumstellar matter (materi di sekitar bintang)
- IME : intermediate mass element
- tc : tahun cahaya; 1 tc adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam setahun di ruang hampa ≈ 9,4 triliun km. Jadi, jarak Bumi-Matahari ≈ 8,3 menit cahaya. Bintang terdekat ke Matahari adalah Proxima Centauri ≈ 4,2 tc. Andai jarak Bumi – Matahari 1 meter, maka jarak Pluto 40 m, dan jarak Proxima Centauri sekitar 260 kilometer. Dapat dibayangkan, betapa besar galaksi kita, Bima Sakti, yang bergaris tengah sekitar 100 ribu tc.
- pc : parsec (parallax second) di mana 1 pc ≈ 3,26 tc
- Mpc : megaparsec.
- progenitor : bintang cikal bakal supernova atau bintang pra-SN
Seperti yang disampaikan dalam artikel Supernova Bagian Pertama (Mohon maaf sudah cukup lama, 5 Oktober 2017, untuk meneruskan bagian kedua ini) bahwa telaah supernova yang menjadi bahasan di sini berawal gagasan penulisannya dari jurnal berjudul Who Really Coined the Word Supernova? Who First Predicted Neutron Stars? karya Osterbrock, D. E. (2001AAS...199.1501O). Jawabannya adalah Wilhhelm Heinrich Walter Baade dan Fritz Zwicky, yang memakai istilah tersebut pertama kali, serta mendalilkan bahwa sisa ledakan bintang dapat berupa bintang neutron (Zwicky; Physical Review, 1934). Sebelumnya juga diketahui ada fenomena novae, yang lalu muncul istilah hauptnovae, exceptional novae, giant novae, luminous novae, dsb. Pembedanya adalah karakter spektrum dan bentuk kurva cahayanya.
Saatnya diketahui bahwa sejatinya antara novae dan supernovae berbeda, baik dari bintang muasal, proses, kedahsyatan ledakan, dan dampaknya. Adapun supernova juga melahirkan ragam penelitian sehingga klasifikasinya pun ada kalanya terkendala. Contohnya yang ditemukan oleh astronom amatir, F. Garcia, tanggal 28 Maret 1993 di M81 (NGC 3031) di mana dapat dikatakan bahwa karakter pada 2 minggu pertama setelah ledakan sesuai dengan tipe SNII (supernova tipe dua). Setelahnya mirip SNIb.
Bahasan kali ini adalah sekedar ilustrasi ragam pengelompokan, khususnya lebih pada supernova tipe satu (SNI). Inipun tidak membahas teknis analisisnya. Sebut sebagai gambaran bagaimana penggolongan supernova ke dalam ragam tipe.